Didalam ilmu manajemen pemasaran, disebutkan dan ditegaskan bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab konsumen hingga pada akhirnya konsumen memutuskan membeli sebuah produk. Dari mulai alasan kebutuhan alasan kesukaan terhadap produk tersebut hingga alasan-alasan kecil lainnya yang terkadang dianggap remeh padahal pada akhirnya alasan tersebut bisa juga menjadi pengaruh keputusan pembelian. Maka dari itu, penting juga untuk mempelajari hal-hal yang akan mempengaruhi konsumen untuk kemudian membeli produk Anda. Dengan menyisihkan beberapa persen dari biaya produksi Anda untuk mempelajari bagaimana teknik-teknik untuk mempelajari perilaku konsumen, akan mendatangkan keuntungan lain seperti meningkatnya penjualan yang didapat.
Banyak sekali hal-hal yang bisa saja menjadi alasan mengapa konsumen mau membeli produk yang Anda buat. Tetapi, pasti ada beberapa hal utama yang hal tersebut merupakan hal yang paling dominan menjadi alasan sebagian besar konsumen membeli produk yang Anda buat. Nah, dengan mengetahui alasan dominan tersebut, Anda bisa mempelajari alasan tersebut untuk kemudian mengembangkannya menjadi sebuah alat untuk pendekatan terhadap konsumen-konsumen yang sesuai dengan target produk Anda. Ketahuilah, hal tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan tentang misalnya bagaimana cara promosi akan dilakukan, bagaimana iklan yang cocok, metode penjualannya seperti apa, dan sebagainya.
Melakukan pendekatan seperti hal tersebut di atas, dipercayai akan mempengaruhi salah satunya adalah psikologis dari konsumen. Dengan cara promosi yang tepat dan juga cara pelayanannya, konsumen akan merasa bahwa konsumen Anda merasa diperhatikan dan dilayani dengan sebaik mungkin. Berikut beberapa hal yang bisa dipelajari sebagai hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Budaya. Faktor budaya juga memiliki pengaruh yang lumayan signifikan bagi keputusan pembelian. Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya budaya penduduk India, terutama penduduk yang mempunyai kepercayaan khusus terhadap sapi, akan tidak bijaksana jika menjual makanan yang mengandung daging sapi karena hanya akan berakibat pada hal yang dapat menyinggung kaum tersebut. Faktor budaya seperti itu juga perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Sosial. Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
Kelompok acuan – Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.
Keluarga – Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
Peran dan status – Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.
Pribadi. Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
Usia dan siklus hidup keluarga – Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi – Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
Gaya hidup – Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang  terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.
Psikologis – Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi  keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis.

Daftar gratis di Olymp Trade: